Pada tanggal 17 September 1985, Surat Keputusan Kasad Nomor Skep / 796 / IX / 1985 tentang reorganisasi Jawatan Intendans Angkatan Darat (Janintad) dan Jawatan Angkutan Militer Angkatan Darat (Janangratmilad) menjadi Ditbekangad dan mulai berfungsi secara administratif terhitung mulai tanggal 18 September 1985.
10. Pada Tanggal 21 September 1985, diadakan peresmian penggabungan Jawatan Intendans Angkatan Darat (Janintad) dan Jawatan Angkutan Darat Militer Angkatan Darat (Janangratmilad) menjadi Ditbekangad dilaksanakan dengan upacara militer di Janziad Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor Skep / 281 / III / 1986 tanggal 19 Maret 1986 tentang pengesahan penggunaan Tanda Kesatuan Ditbekangad (Pusara) “DHARMAGATI KSATRIA JAYA”. Dengan tanda gambar logo Corps Intendans dan logo Corps Angkutan Militer dijadikan satu seperti apa adanya dengan tidak merubah sedikitpun dari gambar aslinya.
Gbr 8. PUSARA DITBEKANGAD
“DHARMAGATI KSATRIA JAYA”
11. Kejadian - Kejadian Penting Setelah Penggabungan Organisasi.
a. Pimpinan Ditbekangad. Berdasarkan kebijakan pimpinan TNI AD, sejak penggabungan dua corps tersebut dijadikan satu wadah organisasi, kedua corps tersebut dipimpin oleh Direktur yang berasal dari luar corps Intendans maupun Corps Angkutan Militer. Memang hal ini bukan kejadian luar biasa tetapi merupakan catatan tersendiri bagi warga Bekang dalam sejarah pengabdiannya dijajaran TNI AD. Secara berturut - turut Dirbekangad yang berasal dari luar kecabangan adalah :
1) Tahun 1986-1989 Ditbekangad dipimpin oleh Brigjen TNI HA. Bernadi mantan kecabangan Kavaleri.
2) Tahun 1989-1991 Ditbekangad dipimpin oleh Brigjen TNI Soetomo HD. Mantan Kecabangan Kavaleri.
3) Tahun 1991-1992 Ditbekangad dipimpin oleh Brigjen TNI Sarmono W. Mantan kecabangan Infanteri.
4) Tahun 1992-1993 Ditbekangad dipimpin oleh Brigjen TNI Djoko Waluyo mantan kecabangan Kavaleri.
b. Setelah organisasi berjalan delapan tahun pucuk pimpinan Ditbekangad baru dipercayakan pada salah satu Corps yang ada dilingkungan Bekang yaitu :
1) Brigjen TNI RM. Nuryanto, mantan kecabangan Intendans.
2) Brigjen TNI A. Wachid, mantan kecabangan Intendans.
3) Brigjen TNI Nasep Rahmat S. Sos, mantan kecabangan Angkutan.
c. Esprit De Corps. Ikatan emosional Intendans sentris dan Angkutan sentris sangat dirasakan oleh kalangan Perwira, hal ini terjadi karena memang sejak terbentuknya terdapat dua corps yang ditandai dengan arisan Perwira Intendans atau Perwira Angkutan di daerah-daerah dan atau perkumpulan– perkumpulan sosial lainnya yang hanya melibatkan salah satu corps saja dilingkungan Bekangad.
12. Proses Penggabungan Corps. Setelah organisasi Bekang yang di awaki dua Corps berjalan 15 tahun (lima belas tahun) dan dirasakan mengalami kesulitan managerial, khususnya dalam aspek organisasi, personel, penguasaan fungsi teknis dan aspek psikologis, maka muncul pemikiran yang sangat strategis oleh pimpinan Ditbekangad yaitu :
a. Brigjen TNI Nasep Rahmat. S.Sos.
Pada era kepemimpinan Brigjen TNI Nasep Rahmat pernah membuat telaahan staf dengan nomor 01 tanggal 26 Januari 2000 dengan Klasifikasi Rahasia mengangkat permasalahan Corps Intendans dan Corp Angkutan Militer dengan persoalan “ Apakah perlu diadakan penggabungan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer” dalam telaahan staf tersebut menghasilkan tiga saran yaitu :
1) Penggabungan Corps Intendans dan Angkutan Militer menjadi Corps Pembekalan Angkutan (CBA).
2) Lambang Corps adalah Lumbung senapan pedang bersilang di padu dengan Roda bersayap.
3) Melaksanakan validasi organisasi, doktrin dan kurikulum pendidikan.
Bukan hanya telaahan staf saja yang dibuat oleh Brigjen TNI Nasep Rahmat yang saat itu menjabat sebagai Dirbekangad, tetapi beliau pada awal Juni 2000 juga membuat tulisan yang berjudul “Pokok-pokok Pikiran tentang Optimalisasi Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer” yang menghasilkan saran yaitu suatu permohonan kepada Kasad untuk mendapatkan keputusan tentang peng-gabungan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer dengan pentahapan yang jelas namun dalam pentahapan tersebut belum mencantumkan tahun pelaksanaan, setiap langkah pentahapannya yaitu :
Tahap I. Merupakan tahap awal yang berupa kajian - kajian untuk merealisasikan gagasan untuk terbentuknya Corps Bekang.
Tahap II. Peresmian Nama dan Lambang Corps.
Tahap III. Sosialisasi di seluruh jajaran TNI AD.
Pokok-pokok pikiran tentang optimalisasi tersebut sudah masuk pada Uji Teori II namun ide tersebut mendapat tanggapan pro dan kontra yang sangat tajam dari para Perwira akti maupun sesepuh / Purnawirawan dari kedua corps tersebut, sehingga penggabungan corps tersebut tidak pernah terealisir seperti apa yang diinginkan oleh ide penggagasnya sampai pada akhir jabatan beliau sebagai Dirbekangad, sehingga penggabungan tersebut masih bersifat wacana.
b. Brigjen TNI Bambang Rindarto, ST, SIP.
Pada era kepemimpinan Brigjen TNI Bambang Rindarto, ST, S.IP akhir tahun 2000, ada kunjungan kerja Kasad Jenderal TNI Tyasno Sudarto ke Ditbekangad, momentum yang sangat baik tersebut tidak disia-siakan oleh Dirbekangad untuk menyampaikan secara lisan tentang keinginan penggabungan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer, pada saat itu Kasad menanggapi dan memerintahkan secara lisan untuk membuat kajian tentang penggabungan kedua Corps tersebut. Kajian yang dibuat oleh Ditbekangad saat itu adalah dengan judul “Tinjauan Strategis tentang Penyatuan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer menjadi Corps Perawatan Militer TNI AD” yang menyarankan kepada pimpinan TNI-AD tentang persetujuan penyatuan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer menjadi Corps Perawatan Militer (CRM) dan memasukan konsepsi tersebut dalam program anggaran TNI AD sampai dengan tahun anggaran 2000, dengan pentahapan sebagai berikut :
Tahap I (Bulan Oktober 2000). Penentuan Nama dan Simbol Corps. Nama Corps adalah Corps Perawatan Militer yang disingkat CRM dengan simbol Kunci (Tanda Taktis Intendans) yang dipadukan dengan Kemudi Kapal (Tanda Taktis Angkutan Militer), gambar tersebut diambil dengan alasan untuk menghilangkan identitas yang berbau Intendans maupun Angkutan sehingga secara psikologis tidak ada lagi ikatan emosional dengan corps lama pada diri masing - masing prajurit.
Tahap II (Nopember 2000 - Desember 2001). Validasi Organisasi, Doktrin dan Kurikulum Pendidikan. Nama Organisasi yang disarankan adalah Direktorat Perawatan Militer Angkatan Darat (Ditwatmilad).
Tahap III ( Januari 2002). Pada tahap ini diharapkan Organisasi Watmilad dengan Corps barunya sudah operasional. Kajian Tinjauan Strategis ini sudah masuk pada Uji Teori II, secara umum peserta Uji Teori II menyetujui terhadap penggabungan Corps, namun penggunaan Nama dan Simbul Corps banyak mendapatkan tanggapan karena istilah Perawatan lebih diketahui oleh umum berkaitan dengan Kesehatan sementara masalah simbul Corps, peserta Uji Teori lebih menyarankan menggunakan gambar / simbol lama atau dengan sedikit modifikasi dari simbul lama tersebut, dengan alasan gambar/simbul tersebut sudah tersosialisasi di lingkungan TNI AD. Seperti pada kajian sebelumnya kajian ini juga mendapat tanggapan pro dan kontra yang sangat tajam baik dari para Perwira maupun sesepuh Corps / Purnawirawan dari kedua corps baik Intendans maupun Angkutan Militer selain itu juga naskah kajian masih pada Uji Teori II sehingga belum mendapat keputusan dari pimpinan TNI AD.
c. Brigjen TNI Djoko Darjatno, M.Sc.
Pada era kepemimpinan Brigjen TNI Djoko Darjatno, M.Sc. Penggabungan Corps tersebut menggelora kembali dikarenakan adanya ST Kasad dengan Nomor ST / 1029 / 2002 tanggal 7 Oktober 2002 tentang pengkajian penggabungan Corps Intendans (CIN) dan Corps Angkutan Militer (CAM).
Berdasarkan ST tersebut Dirbekangad mengeluarkan Surat Perintah Kelompok kerja Nomor Sprin /1040/XI/2002 tanggal 27 Nopember 2002 tentang Penunjukan sebagai kelompok kerja Penyusunan Naskah Penggabungan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer digabung menjadi satu Corps Baru yang melibatkan kedua Coprs yang akan dilebur dengan Ketua Tim Kolonel Cin Gautama AL, M.M. ST Kasad yang ditindaklanjuti dengan Sprin Dirbekangad tersebut jelas - jelas untuk mengkaji “Penggabungan Corps” menjadi satu “Corps Baru”, karena ada perbedaan yang sangat tajam dari masing – masing peserta rapat yang memiliki sudut pandang berbeda, sehingga Tim Pokja pada saat menggelar rapat – rapat interennya, yang dipimpin oleh Wadirbekangad Kolonel Cam Imam Suparnadi, S.T, S.E berjalan sangat tegang dan tidak kondusif atau tidak memberi peluang yang dapat mendukung hasil yang diinginkan dari ST tersebut, ini disebabkan karena adanya perbedaan yang belum dapat terpecahkan dari beberapa Perwira senior yang tidak setuju dan setuju dengan penggabungan Corps, sehingga untuk menjebatani perbedaan yang tidak berkesudahan tersebut, dengan sangat bijaksana Dirbekangad saat itu Brigjen TNI Djoko Darjatno, M. Sc memutuskan untuk memunculkan 3 (tiga) alternatif dengan harapan agar dapat memecahkan kebuntuan akibat perbedaan yang sangat tajam sekaligus dapat memberikan keleluasaan Pimpinan TNI Angkatan Darat untuk memilih alternatif yang disajikan Tim Pokja. Pada tanggal 24 Oktober 2002 Ditbekangad mengirimkan hasil kajian tentang penggabungan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer kepada Kasad, yang inti dari hasil kajian tersebut adalah sebagai berikut :
1) Alternatif I : Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer tetap berada pada posisi dalam organisasi Bekang TNI AD, yang menyelenggarakan fungsi teknis Intendans dan fungsi teknis Angkutan Militer.
2) Alternatif II : Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer dilebur menjadi satu corps baru, selanjutnya personel yang mengawaki organisasi baru tersebut menyelenggarakan fungsi teknis militer baru yang mewadahi fungsi Intendans dan fungsi Angkutan Militer.
3) Alternatif III : Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer yang digabungkan dalam satu organisasi Bekang TNI AD, dipisahkan menjadi dua organisasi. Corps Intendans berada pada organisasi yang menyelenggarakan fungsi Intendans dan Corps Angkutan Militer berada pada organisasi yang menyelenggarakan fungsi Angkutan Militer.
Dari tiga alternatif yang di sarankan kepada Kasad tersebut kemudian muncul ST baru, yaitu Surat Telegram Kasad Nomor ST / 1139 / 2002 tanggal 27 Nopember 2002 tentang Penyempurnaan Naskah Kajian Penggabungan Corps Intendans (CIN) dan Corps Angkutan Militer (CAM) dengan memilih alternatif ke II yaitu Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer digabung menjadi satu corps baru.
13. Hasil Penyempurnaan Kajian Tim Pokja Penggabungan Corps. Menindaklanjuti ST Kasad yang memilih alternatif II yaitu Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer digabung menjadi satu Corps baru. Pokja menyempurnakan kajiannya dan pada tanggal 28 Januari 2003 Wadirbekangad Kolonel Cam Imam Suparnadi melaksanakan paparan dihadapan Asops Kasad dan para undangan di Mabesad, yang intinya adalah menyarankan sebagai berikut :
a. Tiga alternatif nama corps yaitu :
1) Corps Perawatan Militer disingkat CRM.
2) Corps Pembekalan disingkat CBK.
3) Corps Jasa disingkat CJS.
b. Dua alternatif simbul corps yaitu :
1) Delapan penjuru mata angin.
2) Delapan penjuru mata angin dengan lingkaran.
Alternatif I Alternatif II
c. Sesanti : ”Dharma Paramahita Satriya”
d. Pusara.
e. Usulan Hari jadi Corps Baru tanggal 24 Februari 2003.
14. Paparan Kedua Dihadapan Wakasad dan para undangan pada tanggal Februari / Maret 2003 di Mabesad. Pada paparan kedua tersebut Dirbekangad Brigjen TNI Djoko Darjatno, M. Sc memberikan kata sambutan dihadapan Wakasad dan para undangan yang intinya adalah :
a. Sejak Likwidasi pada tahun 1985 (sampai saat ini sudah 18 th) Corps Intendans dan Coprs Angkutan Militer telah disatukan dalam satu wadah organisasi yaitu Ditbekangad namun belum pernah dievaluasi.
b. Berlatar belakang pada Visi dan Misi ke depan, prinsip – prinsip dasar Intendans dan Angkutan Militer, perjalanan sejarah dan Studi banding dengan organisasi sejenis di berbagai negara serta faktor – faktor yang mempengaruhi, maka perlu kiranya Corps Intendans dan Angkutan Militer digabung dalam satu wadah corps baru, dihadapkan dengan tugas pokok TNI AD pada masa yang akan datang.
c. Bahwa paparan ini adalah paparan yang kedua dari 3 alternatif yang pernah disampaikan Tim Pokja dan penggabungan Corps sesuai perintah Kasad untuk disempurnakan, yang nanti akan dipaparkan oleh Wadirbekangad (Kolonel Cba Imam Suparnadi, S.E. S.T.)
15. Hasil Penyempurnaan Naskah Kajian Tim Pokja Penggabungan Corps. Menindaklanjuti Surat Telegram Kasad Nomor ST / 1139 / 2002 tanggal 27 November 2002 tentang Penyempurnaan Naskah Kajian Penggabungan Corps Intendans (CIN) dan Corps Angkutan Militer (CAM) dengan memilih alternatif ke II yaitu Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer digabung menjadi satu corps baru. Tim Pokja menyempurnakan kajiannya dan pada tanggal 28 Januari 2003 Wadirbekangad Kolonel Cam Imam Suparnadi, SE, ST melaksanakan paparan dihadapan Asops Kasad dan para undangan di Mabesad, yang intinya adalah menyarankan sebagai berikut :
a. Tiga alternatif nama Corps yaitu :
1) Corps Perawatan Militer disingkat CRM.
2) Corps Pembekalan disingkat CBK.
3) Corps Jasa disingkat CJS.
b. Dua alternatif simbul Corps yaitu :
1) Delapan penjuru mata angin.
2) Delapan penjuru mata angin dengan lingkaran.
c. Sebutan CBA (Corps Pembekalan Angkutan) tersebut muncul pada saat pelaksanaan paparan ini. Dari tiga alternatif yang disarankan yaitu : CRM, CBK dan CJS.
16. Keputusan - Keputusan Kasad. Setelah semua tahapan yang diperlukan dalam sebuah pengkajian, Kepala Staf TNI Angkatan Darat mengeluarkan beberapa Surat Keputusan yaitu :
a. Pada tanggal 6 Agustus 2003 Kasad mengeluarkan Keputusan Nomor Kep / 38 / VIII / 2003 tentang Orgas Ditbekangad (uji coba selama satu tahun).
b. Pada tanggal 19 Desember 2003 Kasad mengeluarkan Keputusan Nomor Kep / 47 / XII / 2003 tentang Pengesahan Penggabungan Corps Intendans (CIN) dengan Corps Angkutan Militer (CAM) menjadi Corps Pembekalan Angkutan (CBA).
c. Pada tanggal 11 Februari 2004 Kasad mengeluarkan Keputusan Kasad Nomor Kep / 29 / II / 2004 tentang Pengesahan Penggunaan Lambang Tanda Kesatuan Pusara Direktorat Pembekalan Angkutan TNI AD "Dharmagati Ksatria Jaya", pada bagian–bagian gambar tersebut memiliki arti sebagai berikut :
1) Delapan arah penjuru mata angin melambangkan :
a) Delapan azas dalam penyelenggaraan Bekang TNI AD.
b) Perencanaan yang terintegratif dalam penyelenggaraan sistem pembekalan.
c) Pelayanan dalam rangka pendistribusian bekal / materiil dan pasukan / personel.
2) Lingkaran dengan delapan gerigi melambangkan :
a) Delapan prinsip dalam penyelenggaraan Bekang TNI AD.
b) Kebulatan tekad dan gerak terus menerus yang dinamis dalam penyelenggaraan pembekalan angkutan dalam mendukung tugas TNI AD.
3) Bintang segi lima dengan makna :
a) Tujuan tertinggi yang dicapai adalah kesejahteraan dan kejayaan bagi prajurit TNI AD untuk mengamankan dan mempertahankan kedaulatan NKRI.
b) Jiwa falsafah bangsa yakni Pancasila.
c) Ketuhanan Yang Maha Esa.
4) Arti nama Saloka “Dharmagati Ksatria Jaya”.
a) Dharma : Pengabdian
b) Gati : Perhatian gerak yang dinamis.
c) Ksatria : Sena/prajurit.
d) Jaya : Unggul/kemenangan/keberhasilan.
Arti bebas : Pengabdian dan perhatian yang dinamis serta terus menerus kepada prajurit, agar unggul dalam melaksanakan tugas pokoknya.
5) Makna. Tata warna mempunyai arti :
a) Putih : Suci, bersih, murni dan tulus.
b) Kuning : Ksatria dan berbudi luhur.
c) Hitam : Bijaksana, setia dan teguh abadi.
d) Hijau : Cita-cita, kemakmuran, harapan, teduh & sejuk
e) Coklat : Keteguhan hati.
d. Pada tanggal 12 Februari 2004 Kasad mengeluarkan Keputusan Nomor Kep / 21 / II / 2004 tentang Pengesahan Penggunaan Tanda Corps / Kecabangan Corps Pembekalan Angkutan (CBA) TNI Angkatan Darat.
e. Pada tanggal 24 Maret 2004, Peresmian Corps Pembekalan Angkutan berdasarkan Surat Telegram Kasad Nomor ST / 271 / 2004 tanggal 23 Maret 2004 tentang pelaksanaan peresmian Corps Pembekalan Angkutan (CBA) TNI AD di Maditbekangad dengan Irup Kasad Jenderal TNI Ryamizard Ryacudhu.
f. Atas dasar historis ini pula maka pada tanggal 24 Maret ditetapkan sebagai hari jadi Pembekalan Angkutan TNI Angkatan Darat.
g. Keputusan Kasad Nomor Kep / 16 / III / 2005 tanggal 7 Maret 2005 tentang Organisasi dan Tugas Direktorat Pembekalan Angkutan (Orgas Ditbekangad yang saat ini berlaku).
Gbr. 11 Upacara.Penggabungan Corps 24 April 2004
Pada tanggal 17 September 1985, Surat Keputusan Kasad Nomor Skep / 796 / IX / 1985 tentang reorganisasi Jawatan Intendans Angkatan Darat (Janintad) dan Jawatan Angkutan Militer Angkatan Darat (Janangratmilad) menjadi Ditbekangad dan mulai berfungsi secara administratif terhitung mulai tanggal 18 September 1985.
10. Pada Tanggal 21 September 1985, diadakan peresmian penggabungan Jawatan Intendans Angkatan Darat (Janintad) dan Jawatan Angkutan Darat Militer Angkatan Darat (Janangratmilad) menjadi Ditbekangad dilaksanakan dengan upacara militer di Janziad Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Kasad Nomor Skep / 281 / III / 1986 tanggal 19 Maret 1986 tentang pengesahan penggunaan Tanda Kesatuan Ditbekangad (Pusara) “DHARMAGATI KSATRIA JAYA”. Dengan tanda gambar logo Corps Intendans dan logo Corps Angkutan Militer dijadikan satu seperti apa adanya dengan tidak merubah sedikitpun dari gambar aslinya.
Gbr 8. PUSARA DITBEKANGAD
“DHARMAGATI KSATRIA JAYA”
11. Kejadian - Kejadian Penting Setelah Penggabungan Organisasi.
a. Pimpinan Ditbekangad. Berdasarkan kebijakan pimpinan TNI AD, sejak penggabungan dua corps tersebut dijadikan satu wadah organisasi, kedua corps tersebut dipimpin oleh Direktur yang berasal dari luar corps Intendans maupun Corps Angkutan Militer. Memang hal ini bukan kejadian luar biasa tetapi merupakan catatan tersendiri bagi warga Bekang dalam sejarah pengabdiannya dijajaran TNI AD. Secara berturut - turut Dirbekangad yang berasal dari luar kecabangan adalah :
1) Tahun 1986-1989 Ditbekangad dipimpin oleh Brigjen TNI HA. Bernadi mantan kecabangan Kavaleri.
2) Tahun 1989-1991 Ditbekangad dipimpin oleh Brigjen TNI Soetomo HD. Mantan Kecabangan Kavaleri.
3) Tahun 1991-1992 Ditbekangad dipimpin oleh Brigjen TNI Sarmono W. Mantan kecabangan Infanteri.
4) Tahun 1992-1993 Ditbekangad dipimpin oleh Brigjen TNI Djoko Waluyo mantan kecabangan Kavaleri.
b. Setelah organisasi berjalan delapan tahun pucuk pimpinan Ditbekangad baru dipercayakan pada salah satu Corps yang ada dilingkungan Bekang yaitu :
1) Brigjen TNI RM. Nuryanto, mantan kecabangan Intendans.
2) Brigjen TNI A. Wachid, mantan kecabangan Intendans.
3) Brigjen TNI Nasep Rahmat S. Sos, mantan kecabangan Angkutan.
c. Esprit De Corps. Ikatan emosional Intendans sentris dan Angkutan sentris sangat dirasakan oleh kalangan Perwira, hal ini terjadi karena memang sejak terbentuknya terdapat dua corps yang ditandai dengan arisan Perwira Intendans atau Perwira Angkutan di daerah-daerah dan atau perkumpulan– perkumpulan sosial lainnya yang hanya melibatkan salah satu corps saja dilingkungan Bekangad.
12. Proses Penggabungan Corps. Setelah organisasi Bekang yang di awaki dua Corps berjalan 15 tahun (lima belas tahun) dan dirasakan mengalami kesulitan managerial, khususnya dalam aspek organisasi, personel, penguasaan fungsi teknis dan aspek psikologis, maka muncul pemikiran yang sangat strategis oleh pimpinan Ditbekangad yaitu :
a. Brigjen TNI Nasep Rahmat. S.Sos.
Pada era kepemimpinan Brigjen TNI Nasep Rahmat pernah membuat telaahan staf dengan nomor 01 tanggal 26 Januari 2000 dengan Klasifikasi Rahasia mengangkat permasalahan Corps Intendans dan Corp Angkutan Militer dengan persoalan “ Apakah perlu diadakan penggabungan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer” dalam telaahan staf tersebut menghasilkan tiga saran yaitu :
1) Penggabungan Corps Intendans dan Angkutan Militer menjadi Corps Pembekalan Angkutan (CBA).
2) Lambang Corps adalah Lumbung senapan pedang bersilang di padu dengan Roda bersayap.
3) Melaksanakan validasi organisasi, doktrin dan kurikulum pendidikan.
Bukan hanya telaahan staf saja yang dibuat oleh Brigjen TNI Nasep Rahmat yang saat itu menjabat sebagai Dirbekangad, tetapi beliau pada awal Juni 2000 juga membuat tulisan yang berjudul “Pokok-pokok Pikiran tentang Optimalisasi Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer” yang menghasilkan saran yaitu suatu permohonan kepada Kasad untuk mendapatkan keputusan tentang peng-gabungan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer dengan pentahapan yang jelas namun dalam pentahapan tersebut belum mencantumkan tahun pelaksanaan, setiap langkah pentahapannya yaitu :
Tahap I. Merupakan tahap awal yang berupa kajian - kajian untuk merealisasikan gagasan untuk terbentuknya Corps Bekang.
Tahap II. Peresmian Nama dan Lambang Corps.
Tahap III. Sosialisasi di seluruh jajaran TNI AD.
Pokok-pokok pikiran tentang optimalisasi tersebut sudah masuk pada Uji Teori II namun ide tersebut mendapat tanggapan pro dan kontra yang sangat tajam dari para Perwira akti maupun sesepuh / Purnawirawan dari kedua corps tersebut, sehingga penggabungan corps tersebut tidak pernah terealisir seperti apa yang diinginkan oleh ide penggagasnya sampai pada akhir jabatan beliau sebagai Dirbekangad, sehingga penggabungan tersebut masih bersifat wacana.
b. Brigjen TNI Bambang Rindarto, ST, SIP.
Pada era kepemimpinan Brigjen TNI Bambang Rindarto, ST, S.IP akhir tahun 2000, ada kunjungan kerja Kasad Jenderal TNI Tyasno Sudarto ke Ditbekangad, momentum yang sangat baik tersebut tidak disia-siakan oleh Dirbekangad untuk menyampaikan secara lisan tentang keinginan penggabungan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer, pada saat itu Kasad menanggapi dan memerintahkan secara lisan untuk membuat kajian tentang penggabungan kedua Corps tersebut. Kajian yang dibuat oleh Ditbekangad saat itu adalah dengan judul “Tinjauan Strategis tentang Penyatuan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer menjadi Corps Perawatan Militer TNI AD” yang menyarankan kepada pimpinan TNI-AD tentang persetujuan penyatuan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer menjadi Corps Perawatan Militer (CRM) dan memasukan konsepsi tersebut dalam program anggaran TNI AD sampai dengan tahun anggaran 2000, dengan pentahapan sebagai berikut :
Tahap I (Bulan Oktober 2000). Penentuan Nama dan Simbol Corps. Nama Corps adalah Corps Perawatan Militer yang disingkat CRM dengan simbol Kunci (Tanda Taktis Intendans) yang dipadukan dengan Kemudi Kapal (Tanda Taktis Angkutan Militer), gambar tersebut diambil dengan alasan untuk menghilangkan identitas yang berbau Intendans maupun Angkutan sehingga secara psikologis tidak ada lagi ikatan emosional dengan corps lama pada diri masing - masing prajurit.
Tahap II (Nopember 2000 - Desember 2001). Validasi Organisasi, Doktrin dan Kurikulum Pendidikan. Nama Organisasi yang disarankan adalah Direktorat Perawatan Militer Angkatan Darat (Ditwatmilad).
Tahap III ( Januari 2002). Pada tahap ini diharapkan Organisasi Watmilad dengan Corps barunya sudah operasional. Kajian Tinjauan Strategis ini sudah masuk pada Uji Teori II, secara umum peserta Uji Teori II menyetujui terhadap penggabungan Corps, namun penggunaan Nama dan Simbul Corps banyak mendapatkan tanggapan karena istilah Perawatan lebih diketahui oleh umum berkaitan dengan Kesehatan sementara masalah simbul Corps, peserta Uji Teori lebih menyarankan menggunakan gambar / simbol lama atau dengan sedikit modifikasi dari simbul lama tersebut, dengan alasan gambar/simbul tersebut sudah tersosialisasi di lingkungan TNI AD. Seperti pada kajian sebelumnya kajian ini juga mendapat tanggapan pro dan kontra yang sangat tajam baik dari para Perwira maupun sesepuh Corps / Purnawirawan dari kedua corps baik Intendans maupun Angkutan Militer selain itu juga naskah kajian masih pada Uji Teori II sehingga belum mendapat keputusan dari pimpinan TNI AD.
c. Brigjen TNI Djoko Darjatno, M.Sc.
Pada era kepemimpinan Brigjen TNI Djoko Darjatno, M.Sc. Penggabungan Corps tersebut menggelora kembali dikarenakan adanya ST Kasad dengan Nomor ST / 1029 / 2002 tanggal 7 Oktober 2002 tentang pengkajian penggabungan Corps Intendans (CIN) dan Corps Angkutan Militer (CAM).
Berdasarkan ST tersebut Dirbekangad mengeluarkan Surat Perintah Kelompok kerja Nomor Sprin /1040/XI/2002 tanggal 27 Nopember 2002 tentang Penunjukan sebagai kelompok kerja Penyusunan Naskah Penggabungan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer digabung menjadi satu Corps Baru yang melibatkan kedua Coprs yang akan dilebur dengan Ketua Tim Kolonel Cin Gautama AL, M.M. ST Kasad yang ditindaklanjuti dengan Sprin Dirbekangad tersebut jelas - jelas untuk mengkaji “Penggabungan Corps” menjadi satu “Corps Baru”, karena ada perbedaan yang sangat tajam dari masing – masing peserta rapat yang memiliki sudut pandang berbeda, sehingga Tim Pokja pada saat menggelar rapat – rapat interennya, yang dipimpin oleh Wadirbekangad Kolonel Cam Imam Suparnadi, S.T, S.E berjalan sangat tegang dan tidak kondusif atau tidak memberi peluang yang dapat mendukung hasil yang diinginkan dari ST tersebut, ini disebabkan karena adanya perbedaan yang belum dapat terpecahkan dari beberapa Perwira senior yang tidak setuju dan setuju dengan penggabungan Corps, sehingga untuk menjebatani perbedaan yang tidak berkesudahan tersebut, dengan sangat bijaksana Dirbekangad saat itu Brigjen TNI Djoko Darjatno, M. Sc memutuskan untuk memunculkan 3 (tiga) alternatif dengan harapan agar dapat memecahkan kebuntuan akibat perbedaan yang sangat tajam sekaligus dapat memberikan keleluasaan Pimpinan TNI Angkatan Darat untuk memilih alternatif yang disajikan Tim Pokja. Pada tanggal 24 Oktober 2002 Ditbekangad mengirimkan hasil kajian tentang penggabungan Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer kepada Kasad, yang inti dari hasil kajian tersebut adalah sebagai berikut :
1) Alternatif I : Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer tetap berada pada posisi dalam organisasi Bekang TNI AD, yang menyelenggarakan fungsi teknis Intendans dan fungsi teknis Angkutan Militer.
2) Alternatif II : Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer dilebur menjadi satu corps baru, selanjutnya personel yang mengawaki organisasi baru tersebut menyelenggarakan fungsi teknis militer baru yang mewadahi fungsi Intendans dan fungsi Angkutan Militer.
3) Alternatif III : Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer yang digabungkan dalam satu organisasi Bekang TNI AD, dipisahkan menjadi dua organisasi. Corps Intendans berada pada organisasi yang menyelenggarakan fungsi Intendans dan Corps Angkutan Militer berada pada organisasi yang menyelenggarakan fungsi Angkutan Militer.
Dari tiga alternatif yang di sarankan kepada Kasad tersebut kemudian muncul ST baru, yaitu Surat Telegram Kasad Nomor ST / 1139 / 2002 tanggal 27 Nopember 2002 tentang Penyempurnaan Naskah Kajian Penggabungan Corps Intendans (CIN) dan Corps Angkutan Militer (CAM) dengan memilih alternatif ke II yaitu Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer digabung menjadi satu corps baru.
13. Hasil Penyempurnaan Kajian Tim Pokja Penggabungan Corps. Menindaklanjuti ST Kasad yang memilih alternatif II yaitu Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer digabung menjadi satu Corps baru. Pokja menyempurnakan kajiannya dan pada tanggal 28 Januari 2003 Wadirbekangad Kolonel Cam Imam Suparnadi melaksanakan paparan dihadapan Asops Kasad dan para undangan di Mabesad, yang intinya adalah menyarankan sebagai berikut :
a. Tiga alternatif nama corps yaitu :
1) Corps Perawatan Militer disingkat CRM.
2) Corps Pembekalan disingkat CBK.
3) Corps Jasa disingkat CJS.
b. Dua alternatif simbul corps yaitu :
1) Delapan penjuru mata angin.
2) Delapan penjuru mata angin dengan lingkaran.
Alternatif I Alternatif II
c. Sesanti : ”Dharma Paramahita Satriya”
d. Pusara.
e. Usulan Hari jadi Corps Baru tanggal 24 Februari 2003.
14. Paparan Kedua Dihadapan Wakasad dan para undangan pada tanggal Februari / Maret 2003 di Mabesad. Pada paparan kedua tersebut Dirbekangad Brigjen TNI Djoko Darjatno, M. Sc memberikan kata sambutan dihadapan Wakasad dan para undangan yang intinya adalah :
a. Sejak Likwidasi pada tahun 1985 (sampai saat ini sudah 18 th) Corps Intendans dan Coprs Angkutan Militer telah disatukan dalam satu wadah organisasi yaitu Ditbekangad namun belum pernah dievaluasi.
b. Berlatar belakang pada Visi dan Misi ke depan, prinsip – prinsip dasar Intendans dan Angkutan Militer, perjalanan sejarah dan Studi banding dengan organisasi sejenis di berbagai negara serta faktor – faktor yang mempengaruhi, maka perlu kiranya Corps Intendans dan Angkutan Militer digabung dalam satu wadah corps baru, dihadapkan dengan tugas pokok TNI AD pada masa yang akan datang.
c. Bahwa paparan ini adalah paparan yang kedua dari 3 alternatif yang pernah disampaikan Tim Pokja dan penggabungan Corps sesuai perintah Kasad untuk disempurnakan, yang nanti akan dipaparkan oleh Wadirbekangad (Kolonel Cba Imam Suparnadi, S.E. S.T.)
15. Hasil Penyempurnaan Naskah Kajian Tim Pokja Penggabungan Corps. Menindaklanjuti Surat Telegram Kasad Nomor ST / 1139 / 2002 tanggal 27 November 2002 tentang Penyempurnaan Naskah Kajian Penggabungan Corps Intendans (CIN) dan Corps Angkutan Militer (CAM) dengan memilih alternatif ke II yaitu Corps Intendans dan Corps Angkutan Militer digabung menjadi satu corps baru. Tim Pokja menyempurnakan kajiannya dan pada tanggal 28 Januari 2003 Wadirbekangad Kolonel Cam Imam Suparnadi, SE, ST melaksanakan paparan dihadapan Asops Kasad dan para undangan di Mabesad, yang intinya adalah menyarankan sebagai berikut :
a. Tiga alternatif nama Corps yaitu :
1) Corps Perawatan Militer disingkat CRM.
2) Corps Pembekalan disingkat CBK.
3) Corps Jasa disingkat CJS.
b. Dua alternatif simbul Corps yaitu :
1) Delapan penjuru mata angin.
2) Delapan penjuru mata angin dengan lingkaran.
c. Sebutan CBA (Corps Pembekalan Angkutan) tersebut muncul pada saat pelaksanaan paparan ini. Dari tiga alternatif yang disarankan yaitu : CRM, CBK dan CJS.
16. Keputusan - Keputusan Kasad. Setelah semua tahapan yang diperlukan dalam sebuah pengkajian, Kepala Staf TNI Angkatan Darat mengeluarkan beberapa Surat Keputusan yaitu :
a. Pada tanggal 6 Agustus 2003 Kasad mengeluarkan Keputusan Nomor Kep / 38 / VIII / 2003 tentang Orgas Ditbekangad (uji coba selama satu tahun).
b. Pada tanggal 19 Desember 2003 Kasad mengeluarkan Keputusan Nomor Kep / 47 / XII / 2003 tentang Pengesahan Penggabungan Corps Intendans (CIN) dengan Corps Angkutan Militer (CAM) menjadi Corps Pembekalan Angkutan (CBA).
c. Pada tanggal 11 Februari 2004 Kasad mengeluarkan Keputusan Kasad Nomor Kep / 29 / II / 2004 tentang Pengesahan Penggunaan Lambang Tanda Kesatuan Pusara Direktorat Pembekalan Angkutan TNI AD "Dharmagati Ksatria Jaya", pada bagian–bagian gambar tersebut memiliki arti sebagai berikut :
1) Delapan arah penjuru mata angin melambangkan :
a) Delapan azas dalam penyelenggaraan Bekang TNI AD.
b) Perencanaan yang terintegratif dalam penyelenggaraan sistem pembekalan.
c) Pelayanan dalam rangka pendistribusian bekal / materiil dan pasukan / personel.
2) Lingkaran dengan delapan gerigi melambangkan :
a) Delapan prinsip dalam penyelenggaraan Bekang TNI AD.
b) Kebulatan tekad dan gerak terus menerus yang dinamis dalam penyelenggaraan pembekalan angkutan dalam mendukung tugas TNI AD.
3) Bintang segi lima dengan makna :
a) Tujuan tertinggi yang dicapai adalah kesejahteraan dan kejayaan bagi prajurit TNI AD untuk mengamankan dan mempertahankan kedaulatan NKRI.
b) Jiwa falsafah bangsa yakni Pancasila.
c) Ketuhanan Yang Maha Esa.
4) Arti nama Saloka “Dharmagati Ksatria Jaya”.
a) Dharma : Pengabdian
b) Gati : Perhatian gerak yang dinamis.
c) Ksatria : Sena/prajurit.
d) Jaya : Unggul/kemenangan/keberhasilan.
Arti bebas : Pengabdian dan perhatian yang dinamis serta terus menerus kepada prajurit, agar unggul dalam melaksanakan tugas pokoknya.
5) Makna. Tata warna mempunyai arti :
a) Putih : Suci, bersih, murni dan tulus.
b) Kuning : Ksatria dan berbudi luhur.
c) Hitam : Bijaksana, setia dan teguh abadi.
d) Hijau : Cita-cita, kemakmuran, harapan, teduh & sejuk
e) Coklat : Keteguhan hati.
d. Pada tanggal 12 Februari 2004 Kasad mengeluarkan Keputusan Nomor Kep / 21 / II / 2004 tentang Pengesahan Penggunaan Tanda Corps / Kecabangan Corps Pembekalan Angkutan (CBA) TNI Angkatan Darat.
e. Pada tanggal 24 Maret 2004, Peresmian Corps Pembekalan Angkutan berdasarkan Surat Telegram Kasad Nomor ST / 271 / 2004 tanggal 23 Maret 2004 tentang pelaksanaan peresmian Corps Pembekalan Angkutan (CBA) TNI AD di Maditbekangad dengan Irup Kasad Jenderal TNI Ryamizard Ryacudhu.
f. Atas dasar historis ini pula maka pada tanggal 24 Maret ditetapkan sebagai hari jadi Pembekalan Angkutan TNI Angkatan Darat.
g. Keputusan Kasad Nomor Kep / 16 / III / 2005 tanggal 7 Maret 2005 tentang Organisasi dan Tugas Direktorat Pembekalan Angkutan (Orgas Ditbekangad yang saat ini berlaku).
Gbr. 11 Upacara.Penggabungan Corps 24 April 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar